Show simple item record

dc.contributor.authorDirk, Shalsya Artameivia
dc.date.accessioned2025-11-04T07:21:45Z
dc.date.available2025-11-04T07:21:45Z
dc.date.issued2025-11-04
dc.identifier.urihttp://repository.ekuitas.ac.id/handle/123456789/2439
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara metode EOQ, metode POQ dan metode Min-Max dalam mengendalikan persediaan bahan baku. Objek penelitian yakni sebuah tempat pembudidayaan jamur tiram yang terletak di Pangalengan Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan yakni deskriptif. Setelah melakukan analisis perhitungan dengan menggunakan ketiga metode di atas, dihasilkan bahwa total biaya yang dikeluarkan pada masing-masing metode yakni Rp.76.480.867 untuk metode EOQ, Rp.29.541.355 untuk metode POQ, dan Rp. 42.689.222 untuk metode min-max. Dengan frekuensi masing-masing yang dihasilkan ialah sebanyak 8 kali dalam satu tahun pada metode EOQ, 1 kali dalam satu tahun pada metode POQ, dan 91 kali dalam satu tahun pada metode Min-Max.Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan bahwa metode EOQ adalah metode yang efektif dalam penerapan metode pengendalian persediaannya, karena meskipun terdapat total biaya yang lebih besar dari metode lainnya metode EOQ ini tidak akan menimbulkan penumpukan bahan baku dalam proses penyimpanannya sehingga faktor bahan baku rusak sangat minim terjadi dan frekunesi yang dihasilkan pun terhitung masih dalam angka aktual perusahaan, juga dapat mengatasi ketidak tercapaiannya target panen dalam setiap kumbungnya.en_US
dc.description.abstractShalsya Artameivia Dirk - NPM : A10170282 ; Pembimbing : Dr. Anton Mulyono Azis, SE., MT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara metode EOQ, metode POQ dan metode Min-Max dalam mengendalikan persediaan bahan baku. Objek penelitian yakni sebuah tempat pembudidayaan jamur tiram yang terletak di Pangalengan Jawa Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan yakni deskriptif. Setelah melakukan analisis perhitungan dengan menggunakan ketiga metode di atas, dihasilkan bahwa total biaya yang dikeluarkan pada masing-masing metode yakni Rp.76.480.867 untuk metode EOQ, Rp.29.541.355 untuk metode POQ, dan Rp. 42.689.222 untuk metode min-max. Dengan frekuensi masing-masing yang dihasilkan ialah sebanyak 8 kali dalam satu tahun pada metode EOQ, 1 kali dalam satu tahun pada metode POQ, dan 91 kali dalam satu tahun pada metode Min-Max.Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan bahwa metode EOQ adalah metode yang efektif dalam penerapan metode pengendalian persediaannya, karena meskipun terdapat total biaya yang lebih besar dari metode lainnya metode EOQ ini tidak akan menimbulkan penumpukan bahan baku dalam proses penyimpanannya sehingga faktor bahan baku rusak sangat minim terjadi dan frekunesi yang dihasilkan pun terhitung masih dalam angka aktual perusahaan, juga dapat mengatasi ketidak tercapaiannya target panen dalam setiap kumbungnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherSTIE Ekuitasen_US
dc.relation.ispartofseriesSM;03277
dc.subjectPengendalian Persediaanen_US
dc.subjectEconomic Order Quantityen_US
dc.subjectPeriod Order Quantityen_US
dc.subjectMin-Maxen_US
dc.subjectTotal Biaya Persediaanen_US
dc.titleAnalisis Pengendalian Metode EOQ Dan Metode POQ Dengan Metode Min-Max Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Villa Mushroom Agrifarm Pangalengan Jawa Baraten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0428117305
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI61201#Manajemen S1
dc.identifier.nimNIMA10170282


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record